Rabu, 09 November 2011

SISTEM INFORMASI STRATEGIS


Sistem Informasi Strategis (SIS) adalah dukungan terhadap sistem yang ada dan membantu dalam mencapai keunggulan kompetitif atas pesaing organisasi dalam hal adalah tujuan.Sistem Informasi dapat mempengaruhi aktivitas bisnis perusahaan secara keseluruhan sehingga dapat membantu perusahaan dalam persaingan bisnis dengan perusahaan lainnya.

Dengan adanya aplikasi teknologi informasi perusahaan dapat meningkatkan kinerja operasional dan manajemen. Teknologi seperti otomatisasi kantor, otomatisasi pabrik, sistem pemrosesan transaksi dan sistem manajemen database berpengaruh pada kualitas organisasi.

Teknologi informasi dapat dijadikan alat untuk membantu perusahaan dalam memenangkan persaingan.

Perkembangan Konsep Informasi dan Sistem Informasi.
Periode Waktu
Konsepsi Informasi
Sistem Informasi
Tujuan
1950-1960
·    Perintah yang birokratis
·    Paper dragon
·    Electronic Accounting Machines (EAM)
·    Pemrosesan akuntansi dan data dengan cepat
1960an-1970an
·    Mendukung tujuan-tujuan yang bersifat umum
·    Sistem Informasi Manajemen (SIM)
·    Pabrik Informasi
·    Pemenuhan pelaporan secara umum yang cepat
1970an – 1980an
·    Pengendalian Manajemen
·    Decision – support systems (DSS)
·    Executive support systems
·    Memperbaiki dan memperlancar permbuatan keputusan
1985 - 2000
·    Sumberdaya strategis
·    Keunggulan bersaing
·    Senjata strategis
·    Sistem strategis
·    Meningkatkan daya tahan organisasi

Pengaruh Strategi Perusahaan dengan Adanya Sistem Informasi.
Ada dua macam pengaruh penerapan Sistem Informasi Strategis : pengaruh bersaing dan pengaruh industri.

Pengaruh bersaing adalah pengaruh yang secara langsung berdampak pada kemampuan pesaing.
(dapat menciptakan aliansi dengan pelanggan)

Pengaruh Industri adalah pengaruh yang secara permanen mempengaruhi sifat bisnis pada industri tertentu.

Penerapan Sistem informasi dikatakan strategis jika tujuannya memenuhi kriteria berikut ini :
1.       Mencapai posisi kepemimpinan biaya yang rendah
2.       Menyediakan diferensiasi produk/jasa dan nilai bagi konsumen yang lebih besar
3.       Menciptakan aliansi antara perusahaan dan pemasok dan pelanggannya, sehingga mengurangi biaya untuk pemasok dan menyediakan dukungan khusus bagi pelanggannya.
4.       Mempertinggi nilai suatu produk / jasa dengan menyediakan tampilan atau dukungan yang inovatif
5.       Memungkinkan pertumbuhan pada pasar yang ada secara geografis atau ekspansi volume
6.       Membantu mengenalkan suatu produk ke pasar


Pengelolaan Sistem Informasi yang Dapat Digunakan untuk Keunggulan Kompetitif.
1.       Competitive Forces Model (Model kekuatan kompetitif)
Digunakan untuk menjelaskan interaksi pengaruh-pengaruh eksternal, khususnya ancaman dan kesempatan, yang mempengaruhi strategi suatu organisasi dan kemampuan untuk bersaing.
                Empat Strategi dasar persaingan :
1.  Diferensiasi produk : Perusahaan dapat mengembangkan kesetiaan merek dengan menciptakan produk dan jasa unik yang dapat dibedakan
2.  Diferensiasi fokus : Perusahaan dapat menciptakan ceruk pasar baru dengan mengidentifikasikan targer khusus (lebih sempit) untuk produk / jasa.
3.  Mengembangkan keterkaitan yang ketat dengan konsumen dan pemasok.  Perusahaan menciptakan ikatan dengan pelanggan dan pemasok untuk masuk ke produk yang dijual.
4.  Dengan menjadikan produsen yang berbiaya rendah. Mencegah pesaing baru memasuki pasar mereka.

2.       Value Chain (Rantai Nilai)
Memfokuskan pada kegiatan utama atau pendukung yang menambah margin nilai bagi produk atau jasa perusahaan, dalam mencapai keunggulan kompetitif.
Model rantai nilai ini memandang kegiatan-kegiatan sebagai suatu rangkaian atau rantai dari kegiatan-kegiatan dasar yang menambah margin nilai terhadap suatu produk/jasa perusahaan.

Dampak Sistem Informasi Strategis Bagi Manajer dan Organisasi.
Sistem informasi bagi manajer sangatlah penting baik untuk perusahaan kecil maupun besar. Manajer harus mengidentifikasi jenis- jenis sistem yang dapat dijadikan sebagai keunggulan strategis bagi organisasinya.

Namun sampai saat ini sistem informasi baru memainkan peran yang teramat sedikit di bidang produksi, distribusi dan penjualan produk maupun jasa. Peningkatan produktivitas terhadap proses informasi menjadikannya sedikit berbeda dalam produktivitas perusahaan.