Sistem Informasi
Strategis (SIS) adalah dukungan terhadap sistem yang ada dan membantu dalam
mencapai keunggulan kompetitif atas pesaing organisasi dalam hal adalah
tujuan.Sistem Informasi dapat mempengaruhi aktivitas bisnis perusahaan secara
keseluruhan sehingga dapat membantu perusahaan dalam persaingan bisnis dengan
perusahaan lainnya.
Dengan adanya aplikasi teknologi informasi perusahaan dapat
meningkatkan kinerja operasional dan manajemen. Teknologi seperti otomatisasi
kantor, otomatisasi pabrik, sistem pemrosesan transaksi dan sistem manajemen
database berpengaruh pada kualitas organisasi.
Teknologi informasi
dapat dijadikan alat untuk membantu perusahaan dalam memenangkan persaingan.
Perkembangan Konsep Informasi dan Sistem Informasi.
Periode Waktu
|
Konsepsi Informasi
|
Sistem Informasi
|
Tujuan
|
1950-1960
|
·
Perintah yang birokratis
·
Paper dragon
|
·
Electronic Accounting Machines (EAM)
|
·
Pemrosesan akuntansi dan data dengan cepat
|
1960an-1970an
|
·
Mendukung tujuan-tujuan yang bersifat umum
|
·
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
·
Pabrik Informasi
|
·
Pemenuhan pelaporan secara umum yang cepat
|
1970an – 1980an
|
·
Pengendalian Manajemen
|
·
Decision – support systems (DSS)
·
Executive support systems
|
·
Memperbaiki dan memperlancar permbuatan keputusan
|
1985 - 2000
|
·
Sumberdaya strategis
·
Keunggulan bersaing
·
Senjata strategis
|
·
Sistem strategis
|
·
Meningkatkan daya tahan organisasi
|
Pengaruh Strategi Perusahaan dengan Adanya Sistem
Informasi.
Ada dua macam pengaruh penerapan Sistem Informasi Strategis
: pengaruh bersaing dan pengaruh industri.
Pengaruh bersaing adalah
pengaruh yang secara langsung berdampak pada kemampuan pesaing.
(dapat menciptakan aliansi dengan pelanggan)
Pengaruh Industri adalah
pengaruh yang secara permanen mempengaruhi sifat bisnis pada industri tertentu.
Penerapan Sistem informasi dikatakan strategis jika
tujuannya memenuhi kriteria berikut ini :
1.
Mencapai posisi kepemimpinan biaya yang rendah
2.
Menyediakan diferensiasi produk/jasa dan nilai
bagi konsumen yang lebih besar
3.
Menciptakan aliansi antara perusahaan dan
pemasok dan pelanggannya, sehingga mengurangi biaya untuk pemasok dan
menyediakan dukungan khusus bagi pelanggannya.
4.
Mempertinggi nilai suatu produk / jasa dengan
menyediakan tampilan atau dukungan yang inovatif
5.
Memungkinkan pertumbuhan pada pasar yang ada
secara geografis atau ekspansi volume
6.
Membantu mengenalkan suatu produk ke pasar
Pengelolaan Sistem Informasi yang Dapat Digunakan untuk
Keunggulan Kompetitif.
1.
Competitive Forces Model (Model kekuatan
kompetitif)
Digunakan untuk menjelaskan interaksi
pengaruh-pengaruh eksternal, khususnya ancaman dan kesempatan, yang
mempengaruhi strategi suatu organisasi dan kemampuan untuk bersaing.
Empat
Strategi dasar persaingan :
1.
Diferensiasi produk : Perusahaan dapat mengembangkan
kesetiaan merek dengan menciptakan produk dan jasa unik yang dapat dibedakan
2.
Diferensiasi fokus : Perusahaan dapat
menciptakan ceruk pasar baru dengan mengidentifikasikan targer khusus (lebih
sempit) untuk produk / jasa.
3.
Mengembangkan keterkaitan yang ketat dengan
konsumen dan pemasok. Perusahaan
menciptakan ikatan dengan pelanggan dan pemasok untuk masuk ke produk yang
dijual.
4.
Dengan menjadikan produsen yang berbiaya rendah.
Mencegah pesaing baru memasuki pasar mereka.
2.
Value Chain (Rantai Nilai)
Memfokuskan pada kegiatan utama atau
pendukung yang menambah margin nilai bagi produk atau jasa perusahaan, dalam
mencapai keunggulan kompetitif.
Model rantai nilai ini memandang
kegiatan-kegiatan sebagai suatu rangkaian atau rantai dari kegiatan-kegiatan
dasar yang menambah margin nilai terhadap suatu produk/jasa perusahaan.
Dampak Sistem Informasi Strategis Bagi Manajer dan
Organisasi.
Sistem informasi bagi manajer sangatlah penting baik untuk
perusahaan kecil maupun besar. Manajer harus mengidentifikasi jenis- jenis
sistem yang dapat dijadikan sebagai keunggulan strategis bagi organisasinya.
Namun sampai saat ini sistem informasi baru memainkan peran
yang teramat sedikit di bidang produksi, distribusi dan penjualan produk maupun
jasa. Peningkatan produktivitas terhadap proses informasi menjadikannya sedikit
berbeda dalam produktivitas perusahaan.